Tingkat intelektual dan integritas pemimpin bangsa saat ini cenderung
menurun dibanding dengan masa-masa sebelumnya. Pemimpin bangsa di zaman
kemerdekaan seperti Agus Salim, dikenal memiliki pemikiran dan integritas yang
mapan. Untuk keluar dari karut-marut persoalan yang tengah melanda saat ini,
Indonesia membutuhkan figur pemimpin yang pemikir, rasional, namun tetap
religius.
MENGAPA INTEGRITAS ITU PENTING BAGI SEORANG PEMIMPIN ?
Karena Integritas adalah kualitas yang harus di lakukan oleh seorang
pejabat pemerintah. Dunia membutuhkan para pemimpin yang berpengaruh. Untuk
mampu ,memiliki pengaruh setiap pemimpin harus memiliki Integritas .
Mengapa Integritas begitu amat penting sebab : Integritas memberikan
Kuasa kepada kata-kata kita, memberikan kekuatan bagi rencana-rencana kita dan
memberikan daya ( force ) bagi tindakkan kita.
Integritas berasal dari kata latin “ Integrated “ artinya “ komplit “,
utuh dan sempurna. Yang berarti tidak ada cacat.
Pemimpin yang Berintegritas : adalah pemimpin yang tanpa kedok. Pemimpin
yang berintegritas bertindak sesuai dengan ucapan, sama didepan dan ;dibelakang
umum, konsisten antara apa yang diimani dan kelakukannya, antara sikap dan
tindakkan, antara nilai hidup yang dianut dengan hidup yang dijalankan.
Pemimpin yang berintegritas adalah pemimpin yang matang, tanpa kompromi,
menolak pengakuan untuk dirinya sendiri. Di dalam menjalankan hidup serta
pelayanannya pemimpin yang matang dan berintegritas berfokus untuk mencapai
tujuan yang mulia. Seorang Pemimpin yang memiliki Integritas adalah yang
memiliki integritas dalam etika dan moral.
Integritas dalam keberadaan benar dihadapan Tuhan dan benar dengan diri
sendiri, Integritas dalam berpikir, integritas dalam berkomunikasi. Kunci
mengembangkan Integritas : Perhatikan hal-hal kecil Katakan “ TIDAK “ kepada
cobaan dan Jangan bedakan kehidupan didepan umum.
Profesionalitas adalah integritas yang teruji, abdi Negara yang
professional adalah abdi Negara yang memiliki integritas yang teruji, tidak
suka menggunakan aji mumpung memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, apalagi
kesempatan dalam tanda petik yang selalu bermakna negative. Tidak mudah memang.
Ada kesempatan untuk korupsi, kita menjadi bimbang. Sisi baik pada hati kita
mengatakan jangan tetap sisi buruknya mengatakan tunggu apalagi. Mumpung ada
kesempatan, , sebab kalau tidak akan banyak orang lain akan menggunakan
kesempatan tersebut. Korupsi itu manis diawal-awalnya tetapi akan menjadi pahit
banhkan sangat pahit di ujung-ujungnya. Profesional artinya jika kita bisa
menahan diri melakukan penyimpangan seperti itu meskipun kesempatan itu sangat
terbuka lebar. Abdi Negara yang professional tidak akan berani menggunakan
kesempatan, apalagi mencuri-curi kesempatan. Integritas yang teruji merupakan
modal utama bagi kita untuk menjadi pelayanan masyarakat yang benar-benar
berjiwa melayani.
Di masa ini, karakter yang demikian bisa dikatakan satu berbanding
seribu, inilah biang kerok kenapa pemerintah kita kurang profesional karena
betapa susahnya mencari aparat pemerintah yang benar-benar memiliki integritas
yang teruji. Yang banyak adalah aparat pemerintah yang suka mencuri-curi
kesempatan. Kesempatan sudah ditutup rapat rapat tetapi dasar mentalnya rendah,
ada saja celah-celah untuk melakukan penyimpangan. Hal ini bisa terjadi
lantaran semua orang suka bermain kongkalikong, atasan dengan bawahan sama-
melakukan penyimpangan.
Mengapa Pemimpin Harus Merasa Aman :
Rasa aman sangat penting bagi seorang pemimpin untuk menjalankan
kekuasaan dan otoritasnya. Bila seorang pemimpin merasa tidak aman, ia akan
membuat orang-orang disekitarnya menderita yang pada akhirnya, ia akan membuat
dirinya sendiri serta pekerjaannya turut menderita, dan gagal sebagai seorang
pemimpin. Pemimpin yang memiliki rasa aman mampu berfokus dalam
kepemimpinannya. Karena tujuannya jelas yaitu mencapai visi dan misi bersama.
Rasa akan memberinya keberanian untuk mengambil tindakan walau tidak popular
sekalipun.
Integritas dalam hal kemurnian adalah satu tantangan yang sangat besar
bagi para pemimpin. Keberhasilan sering kali memberi kesempatan bagi para
pemimpin untuk jatuh kedalam pencobaan..
Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang memiliki integritas dalam
masalah uang. Banyak pemimpin –pemimpin yang sangat handal jatuh karena
melanggar integritas mereka dalam masalah uang.
“ Peringatan kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan
tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan,
melainkan pada ALLAH yang dalam kekayaannya memberikan kepada kita segala
sesuatu untuk dinikmati. Peringatan agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya
dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan
suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang
untuk mencapai hidup yang sebenarnya. “
Betapa berdosanya jika kita tidak mau berubah untuk menjadi lebih baik,
lebih professional dalam bekerja sehingga gaji yang kita makan benar-benar
menjadi rejeki yang halal dan barokah bagi keluarga kita semua. Kalau ada
kesempatan untuk menjadi aparat pemerintah yang baik, kenapa tidak kita gunakan
dengan semaksimal mungkin ? Kenapa kita malah mencuri-curi kesempatan untuk
menjadi orang yang tidak baik ?
ELEKTABILITAS DAN
POPULARITAS. Istilah-istilah yang dipergunakan dalam pemilihan umum banyak yang
masih sulit dicerna rakyat biasa. Kalau rakyat tidak tahu apa yang dikatakan,
untuk apa ada kampanye? Pertanyaan yang perlu kita kemukakan, apa yang menjadi
tujuan dari kampanye itu? Apakah sekedar untuk popularitas dengan sering
tampil, atau untuk meningkatkan elektabilitas? Dalam
masyarakat, sering diartikan, orang yang memiliki popularitas dianggap
mempunyai elektabilitas yang tinggi.
Sebaliknya, seorang
yang mempunyai elektabilitas tinggi adalah orang yang populer. Penentu suatu pilihan, popularitas atau
elektabilitas? Samakah pengertian
popularitas dan elektabilitas itu? Apakah sebenarnya
elektabilitas itu? Apa bedanya dengan popularitas?
Orang yang memiliki
elektabilitas tinggi adalah orang yang dikenal baik secara meluas dalam
masyarakat. Ada orang baik, yang memiliki kinerja tinggi dalam bidang yang ada
hubungannya dengan jabatan publik yang ingin dicapai, tapi karena tidak ada
yang memperkenalkan menjadi tidak elektabel. Sebaliknya, orang yang berprestasi
tinggi dalam bidang yang tidak ada hubungannya dengan jabatan publik, boleh
jadi mempunyai elektabilitas tinggi karena ada yang mempopulerkannya secara
tepat.
BEDA PENGERTIAN ELEKTABILITAS DAN POPULARITAS
Elektabilitas adalah tingkat keterpilihan yang
disesuaikan dengan kriteria pilihan. Elektabilitas bisa diterapkan kepada
barang, jasa maupun orang, badan atau partai. Elektabilitas sering dibicarakan
menjelang pemilihan umum. Elektabilitas partai politik berarti tingkat
keterpilihan partai politik di publik. Elektabilitas partai tinggi berarti
partai tersebut memiliki daya pilih yang tinggi. Untuk meningkatkan
elektabilitas maka objek elektabilitas harus memenuhi kriteria keterpilihan dan
juga populer.
Sedangkan popularitas adalah
tingkat keterkenalan di mata public. Meskipun populer belum tentu layak
dipilih. Sebaliknya meskipun punya elektabilitas sehingga layak dipilih tapi
karena tidak diketahui public, maka rakyat tidak memilih. Untuk meningkatkan
elektabilitas maka sangat tergantung pada teknik kampanye yang dipergunakan.
Dalam masyarakat yang belum berkembang, kecocokan profesi tidak menjadi
persoalan. Yang perlu diingat, tidak semua kampanye berhasil meningkatkan
elektabilitas. Ada kampanye yang menyentuh, ada kampanye yang tidak menyentuh
kepentingan rakyat. Sementara itu ada kampanye yang berkedok sebagai survei,
dengan tujuan untuk mempengaruhi orang yang sulit membuat keputusan dan
sekaligus mematahkan semangat lawan. Bagaimana sobat setelah membaca perihal
popularitas dan elektabilitas? Apakah penentu suatu pilihan dalam pemilu,
pilkada atau pilpres itu sekedar berdasarkan popularitas, elektabiliatas, atau
keduanya?
Mari kita ambil contoh
pemilihan produk. Jika ada beberap pilihan produk yang sama, maka apa dasar
kita untuk memilih produk yang terbaik? Di antara beberapa produk, kemudian
hanya satu dua produk yang memiliki tingkat keterpilihan (elektabilitas)
tinggi. Bila melihat popularitas, semua produk sepeda motor yang ada di
Indonesia itu popular. Kata elektabilitas bisa dikaitkan dengan sosok yang akan
dipilih atau nama partai peserta pemilu. Tidak pernah ada elektabilitas itu
dikaitkan dengan produk sepeda motor, padahal pada prakteknya elektabilitas
produk sepeda motor itu yang menentukan dipilih atau tidaknya oleh pembeli.
Bagaimana bila
dikaitkan dengan Pemilu, Pilkada atau Pilpres di Indoensia, apakah penentu
pilihannya itu popularitas atau elektabilitas? Menjelang pemilihan umum
(pemilu) yang makin dekat, partai-partai politik dan tokoh-tokoh yang berminat
untuk maju dalam pemilu itu, sudah mulai bersiap-siap. Alasannya,
istilah-istilah yang dipergunakan banyak yang masih sulit dicerna rakyat biasa.
Kalau rakyat tidak tahu apa yang dikatakan, untuk apa ada kampanye?
Pertanyaan yang perlu
kita kemukakan, apa yang menjadi tujuan dari kampanye itu? Apakah sekedar untuk
popularitas dengan sering tampil, atau untuk meningkatkan elektabilitas?
Istilah popularitas dan elektabilitas dalam masyarakat memang sering disamaartikan.
Padahal keduanya mempunyai makna dan konotasi yang berbeda, meskipun keduanya
mempunyai kedekatan dan korelasi yang besar.
Dalam masyarakat, sering
diartikan, orang yang populer dianggap mempunyai elektabilitas yang tinggi.
Sebaliknya, seorang yang mempunyai elektabilitas tinggi adalah orang yang
populer. Popularitas dan elektabilitas tidak selalu berjalan seiring. Orang
yang memiliki elektabilitas tinggi adalah orang yang dikenal baik secara meluas
dalam masyarakat. Ada orang baik, yang memiliki kinerja tinggi dalam bidang
yang ada hubungannya dengan jabatan publik yang ingin dicapai, tapi karena
tidak ada yang memperkenalkan menjadi tidak elektabel. Sebaliknya, orang yang
berprestasi tinggi dalam bidang yang tidak ada hubungannya dengan jabatan publik,
boleh jadi mempunyai elektabilitas tinggi karena ada yang mempopulerkannya
secara tepat
- Kompetensi Sosial
Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan
salah satu kemampuan personal yang harus dimiliki oleh seorang guru
profesional dengan cara mencerminkan kepribadian yang mantap pada diri sendiri,
bijaksana dan arif , dewasa dan berwibawa, mempunyai akhlak mulia menjadi
sauri teladan yang baik bagi peserta didik
Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan
salah satu unsur yang harus dimiliki oleh Seorang guru yaitu dengan cara
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang terdiri dari
penguasaan materi kurikulum dalam mata pelajaran di sekolah dan beberapa
substansi keilmuan yang menaungi materi, serta penguasaan terhadap stuktur dan
metodologi keilmuannya
- Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan salah
satu Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru melalui cara – cara yang
baik dalam berkomunikasi dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Dengan
komunikasi yang aktif maka seorang guru telah mampu menjadi fasilitator
yang baik bagi perkembangan pendidikan
Arti Integritas bagi TNI AU
Seperti diuraikan sebelumnya, penulis sengaja
menyampaikan apa ciri/karakter sebuah integritas bagi Angkatan Udara AS (USAF),
sebuah angkatan udara yang terbesar dan termodern saat ini, sebagai
perbandingan dengan karakter integritas bagi kita insan TNI AU. Ciri
karakter/pembawaan dari sebuah integritas bagi TNI AU tertuang dalam
nilai-nilai yang ada di dalam Sapta Marga.
Memang, istilah integritas tidak akan kita
temukan dalam Sapta Marga, akan tetapi ciri, karakter dari integritas itu
sendiri seperti diuraikan oleh J.C. Benton termuat dalam Sapta Marga
tersebut.
It’s just to make a
comparison, mari kita tengok Marga
ke 2 dari Sapta Marga :
“Kami patriot Indonesia
pendukung serta pembela ideologi negara yang bertanggung jawab dan
tidak mengenal menyerah.”
Dalam Marga ke 2 ini
terkandung karakter integritas : tanggung jawab seperti yang
diuraikan oleh Benton.
Selanjutnya mari kita
lihat Marga ke 3 :
“Kami ksatria Indonesia
yang bertaqwa kepada TYME serta membela kejujuran, kebenaran dan keadilan.”
Kalau kita simak Marga
ke 3 ini maka termuat karakter : keberanian, kejujuran, akuntabilitas, keadilan.
Dari karakter-karakter integritas yang diuraikan Benton, terlihat jelas
terkandung dalam Marga ini.
Berikutnya bisa kita
simak Marga ke 5 :
“Kami prajurit TNI memegang
teguh disiplin, patuh dan taat kepada pimpinan serta menjunjung
tinggi sikap dan kehormatan prajurit.”
Dalam Marga ke 5 ini
terkandung karakter tanggung jawab dan dan terutama menghargai
diri sendiri (self resfect) seperti yang diuraikan oleh J.C.
Benton.
Pada Marga ke 7, dapat
kita cermati bahwa karakter sebuah integritas sangat kuat diamanatkan dalam
marga ini, yakni :
“Kami prajurit TNI setia
dan menepati janji serta sumpah prajurit.”
Marga ini mengamanatkan kepada seluruh prajurit
TNI khususnya TNI AU untuk bertindak dan berbuat sesuai dengan apa yang
diucapkan, apa yang dijanjikan, apa yang pernah disumpahkan. Dengan kata lain,
Marga ke 7 ini menjadi kode etik bagi prajurit untuk satu, sejalan dan sama
antara ucapan dan perbuatan.
So,……what’s the essential point ?
The Essential point yang dapat kita petik adalah bahwa
meskipun istilah integritas belum diadopsi dalam Sapta Marga, namun
ciri/karakter dari integritas itu sendiri sudah termuat dalam Sapta Marga.
Setelah dibuat perbandingan seperti di atas, maka apa yang menjadi karakter dari
integritas bagi Angkatan Udara AS (USAF) semua terkandung dalam Marga-marga
dari Sapta Marga. Artinya, nilai-nilai dasar (core value) dari USAF sama
baiknya kalau dilihat dari sisi kualitas dengan Sapta Marga sebagai kode etik
(code of conduct) TNI. Kita patut merasa bangga karena para pendahulu TNI yang
menyusun Sapta Marga sebagai landasan moral bagi seluruh prajurit TNI telah
memasukkan secara konfrehensif nilai-nilai moral dan semangat pengabdian kepada
bangsa dan negara. Sekarang berpulang kepada kita sebagai prajurit TNI AU,
punyakah kita kemauan dan keberanian untuk menjadikan Sapta Marga sebagai
kompas moral kita dalam mengabdi kepada TNI AU, dan tidak hanya menjadikannya
sebagai sesuatu yang cukup dihafal dan diucapkan saja? (By Ltc. I Wayan Sulaba)
integritas dalam kehidupan sehari-hari. Lantas
apa makna sebenarnya dari kata yang diterjemahkan dari kata
integrity dalam bahasa Inggris ?
Arti/makna leksikal dan gramtikal dari
Integritas.
a. Oxford Advanced Learner’s Dictionary.
1) Integrity is the quality of being honest and
having strong moral principles.
2) The state of being whole and not devided.
b. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terbitan tahun 2001 memaknai integritas sebagai
:
1) Mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan
kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan
kewibawaan;
2) Kejujuran;
3) Integritas Nasional : wujud keutuhan prinsip
moral dan etika bangsa di kehidupan bernegara
c. Kamus Inggris-Indonesia. Melalui kamus
Inggris-Indonesia karangannya, John M. Echols dan Hassan Shadily memaknai
integritas sebagai berikut : integrity : ketulusan hati, kejujuran,
; integritas : keutuhan.
“keterpilihan : “elektabilitas”
Setiap
orang perlu membangun integritas dirinya, agar dapat membangun integritas
kelompok dan organisasi di mana ia berada. Kalau hal ini dilakukan, pada
gilirannya akan dapat pula menyumbang ke arah pembentukan integritas masyarakat
secara luas.
Bagaimana mengembangkan integritas pribadi? Beberapa langkah sederhana di bawah ini dapat menjadi pertimbangan bagi Anda dalam mengembangkan integritas pribadi:
Bagaimana mengembangkan integritas pribadi? Beberapa langkah sederhana di bawah ini dapat menjadi pertimbangan bagi Anda dalam mengembangkan integritas pribadi:
1. Berbicara Sesuai Kenyataan
Dari berbagai pengalaman bertemu dan berinteraksi dengan berbagai kalangan, saya belajar bahwa secara praktik nyata seseorang yang pernah berbohong, ingkar janji, atau pernah mengkhianati kepercayaan orang lain, itu disebut pribadi yang tidak jujur dan tidak memiliki integritas. Hal ini sejalan dengan pandangan agama yang menyatakan bahwa orang munafik itu memiliki tiga ciri utama, yakni:
• Apabila berbicara, ia bohong.
• Apabila berjanji, ia ingkari.
• Apabila diberi kepercayaan atau amanah, ia berkhianat.
Karenanya, untuk membangun integritas pribadi dalam pekerjaan, hindari tiga hal tersebut, seperti berbohong, mengingkari janji, dan mengkhianati kepercayaan yang diberikan. Berbicaralah hanya sesuai dengan kenyataan yang ada. Memang diperlukan keberanian untuk mengungkapkan segala sesuatunya sesuai dengan kenyataan yang ada, terutama pada hal-hal yang bisa saja tidak mengenakkan.
Dari berbagai pengalaman bertemu dan berinteraksi dengan berbagai kalangan, saya belajar bahwa secara praktik nyata seseorang yang pernah berbohong, ingkar janji, atau pernah mengkhianati kepercayaan orang lain, itu disebut pribadi yang tidak jujur dan tidak memiliki integritas. Hal ini sejalan dengan pandangan agama yang menyatakan bahwa orang munafik itu memiliki tiga ciri utama, yakni:
• Apabila berbicara, ia bohong.
• Apabila berjanji, ia ingkari.
• Apabila diberi kepercayaan atau amanah, ia berkhianat.
Karenanya, untuk membangun integritas pribadi dalam pekerjaan, hindari tiga hal tersebut, seperti berbohong, mengingkari janji, dan mengkhianati kepercayaan yang diberikan. Berbicaralah hanya sesuai dengan kenyataan yang ada. Memang diperlukan keberanian untuk mengungkapkan segala sesuatunya sesuai dengan kenyataan yang ada, terutama pada hal-hal yang bisa saja tidak mengenakkan.
2. Memenuhi Sesuai Apa yang
Dijanjikan
Orang yang memiliki integritas selalu melakukan sesuai dengan apa yang dijanjikannya. Dengan demikian, hindari untuk menjanjikan apa yang tidak dapat Anda lakukan, agar terhindar dari tindakan tidak menepati janji. Lebih baik menjanjikan dengan apa yang bisa Anda lakukan, sehingga dapat menjadi pribadi yang selalu menepati janji.
Pribadi yang memiliki integritas adalah pribadi yang selalu menepati janji yang telah dibuatnya. Ketika ia memberikan janji, ia sudah memperhitungkan hal itu sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Ia akan bersungguh-sungguh memenuhi apa yang sudah dijanjikannya kepada orang lain.
Dalam aplikasi nyata dalam pekerjaan, berarti dituntut untuk senantiasa melaksanakan sesuai dengan apa yang sudah dijanjikannya, baik dalam hubungan dengan sesama rekan kerja, kepada atasan, kepada bawahan, ataupun kepada supplier dan konsume
Orang yang memiliki integritas selalu melakukan sesuai dengan apa yang dijanjikannya. Dengan demikian, hindari untuk menjanjikan apa yang tidak dapat Anda lakukan, agar terhindar dari tindakan tidak menepati janji. Lebih baik menjanjikan dengan apa yang bisa Anda lakukan, sehingga dapat menjadi pribadi yang selalu menepati janji.
Pribadi yang memiliki integritas adalah pribadi yang selalu menepati janji yang telah dibuatnya. Ketika ia memberikan janji, ia sudah memperhitungkan hal itu sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Ia akan bersungguh-sungguh memenuhi apa yang sudah dijanjikannya kepada orang lain.
Dalam aplikasi nyata dalam pekerjaan, berarti dituntut untuk senantiasa melaksanakan sesuai dengan apa yang sudah dijanjikannya, baik dalam hubungan dengan sesama rekan kerja, kepada atasan, kepada bawahan, ataupun kepada supplier dan konsume
3. Konsisten dalam Perkataan
dan Perbuatan
Mereka yang dapat menjaga konsistensi antara perkataan dan perbuatan memiliki karakter terpuji. Kenyataan ini menunjukkan bahwa integritas adalah salah satu karakter terpuji. Berusaha menjaga konsistensi antara pikiran, perkataan, dan perbuatan merupakan salah satu cara membangun integritas pribadi. Pada akhirnya akan memiliki karakter terpuji secara konsisten dalam seluruh aspek kehidupan.
Menjadi seseorang yang memiliki integritas tinggi diperlukan komitmen untuk menjaga konsistensi antara pikiran, perkataan, dan perbuatan. Dapat selalu menepati janji sesuai dengan apa yang disampaikannya dalam perkataan dan tindakan. Tidak kalah penting adalah dapat memegang teguh amanah dari orang lain
Ringkasan Buku Integritas:
Keberanian Memenuhi Tuntutan Kenyataan
Mereka yang dapat menjaga konsistensi antara perkataan dan perbuatan memiliki karakter terpuji. Kenyataan ini menunjukkan bahwa integritas adalah salah satu karakter terpuji. Berusaha menjaga konsistensi antara pikiran, perkataan, dan perbuatan merupakan salah satu cara membangun integritas pribadi. Pada akhirnya akan memiliki karakter terpuji secara konsisten dalam seluruh aspek kehidupan.
Menjadi seseorang yang memiliki integritas tinggi diperlukan komitmen untuk menjaga konsistensi antara pikiran, perkataan, dan perbuatan. Dapat selalu menepati janji sesuai dengan apa yang disampaikannya dalam perkataan dan tindakan. Tidak kalah penting adalah dapat memegang teguh amanah dari orang lain
Ringkasan Buku Integritas:
Keberanian Memenuhi Tuntutan Kenyataan
Integritas. Lebih dari
sekadar kejujuran. Inilah kunci menuju kesuksesan. Seseorang dengan integritas
memiliki kemampuan-yang jarang ada-untuk menyatukan semuanya, untuk mewujudkan
semuanya sesulit apa pun keadaannya.
Dr. Henry Cloud, berdasarkan pengalaman kerjanya dengan perusahaan Fortune 500, organisasi nirlaba, dan para pemimpin perorangan, menunjukkan cara karakter kita bisa menghambat upaya kita dalam mencapai semua yang kita inginkan.
Dalam Integritas, Dr. Cloud mengupas enam kualitas karakter yang mendefinisikan integritas. Ia menggunakan kisah-kisah pemimpin bisnis terkenal seperti Michael Dell dan tokoh olahraga seperti Tiger Woods untuk menggambarkan masing-masing kualitas ini. Ia menunjukkan kepada kita betapa orang berintegritas:
+ Mampu bersambung rasa dengan orang lain dan membangun rasa percaya
+ Berorientasi pada kenyataan
+ Menyelesaikan dengan baik
+ Merangkul yang negatif
+ Berorintasi pada peningkatan
+ Memahami hal-hal transenden
"Karakteristik nomor satu yang ingin dilihat orang dalam diri para pemimpin adalah integritas-orang-orang yang melakukan apa yang mereka katakan dan menjalani kehidupan yang bersih."
- Ken Blanchard, Rekan Penulis, The One Minute Manager
Dr. Henry Cloud, berdasarkan pengalaman kerjanya dengan perusahaan Fortune 500, organisasi nirlaba, dan para pemimpin perorangan, menunjukkan cara karakter kita bisa menghambat upaya kita dalam mencapai semua yang kita inginkan.
Dalam Integritas, Dr. Cloud mengupas enam kualitas karakter yang mendefinisikan integritas. Ia menggunakan kisah-kisah pemimpin bisnis terkenal seperti Michael Dell dan tokoh olahraga seperti Tiger Woods untuk menggambarkan masing-masing kualitas ini. Ia menunjukkan kepada kita betapa orang berintegritas:
+ Mampu bersambung rasa dengan orang lain dan membangun rasa percaya
+ Berorientasi pada kenyataan
+ Menyelesaikan dengan baik
+ Merangkul yang negatif
+ Berorintasi pada peningkatan
+ Memahami hal-hal transenden
"Karakteristik nomor satu yang ingin dilihat orang dalam diri para pemimpin adalah integritas-orang-orang yang melakukan apa yang mereka katakan dan menjalani kehidupan yang bersih."
- Ken Blanchard, Rekan Penulis, The One Minute Manager
Tidak ada komentar:
Posting Komentar