Rabu, 23 Oktober 2013

INTEGRITAS PEMIMPIN MENUJU KUNCI KESUKSESAN

Tingkat intelektual dan integritas pemimpin bangsa saat ini cenderung menurun dibanding dengan masa-masa sebelumnya. Pemimpin bangsa di zaman kemerdekaan seperti Agus Salim, dikenal memiliki pemikiran dan integritas yang mapan. Untuk keluar dari karut-marut persoalan yang tengah melanda saat ini, Indonesia membutuhkan figur pemimpin yang pemikir, rasional, namun tetap religius.


MENGAPA INTEGRITAS ITU PENTING BAGI SEORANG PEMIMPIN ?
Karena Integritas adalah kualitas yang harus di lakukan oleh seorang pejabat pemerintah. Dunia membutuhkan para pemimpin yang berpengaruh. Untuk mampu ,memiliki pengaruh setiap pemimpin harus memiliki Integritas .
Mengapa Integritas begitu amat penting sebab : Integritas memberikan Kuasa kepada kata-kata kita, memberikan kekuatan bagi rencana-rencana kita dan memberikan daya ( force ) bagi tindakkan kita.
Integritas berasal dari kata latin “ Integrated “ artinya “ komplit “, utuh dan sempurna. Yang berarti tidak ada cacat.
Pemimpin yang Berintegritas : adalah pemimpin yang tanpa kedok. Pemimpin yang berintegritas bertindak sesuai dengan ucapan, sama didepan dan ;dibelakang umum, konsisten antara apa yang diimani dan kelakukannya, antara sikap dan tindakkan, antara nilai hidup yang dianut dengan hidup yang dijalankan. Pemimpin yang berintegritas adalah pemimpin yang matang, tanpa kompromi, menolak pengakuan untuk dirinya sendiri. Di dalam menjalankan hidup serta pelayanannya pemimpin yang matang dan berintegritas berfokus untuk mencapai tujuan yang mulia. Seorang Pemimpin yang memiliki Integritas adalah yang memiliki integritas dalam etika dan moral.
Integritas dalam keberadaan benar dihadapan Tuhan dan benar dengan diri sendiri, Integritas dalam berpikir, integritas dalam berkomunikasi. Kunci mengembangkan Integritas : Perhatikan hal-hal kecil Katakan “ TIDAK “ kepada cobaan dan Jangan bedakan kehidupan didepan umum.
Profesionalitas adalah integritas yang teruji, abdi Negara yang professional adalah abdi Negara yang memiliki integritas yang teruji, tidak suka menggunakan aji mumpung memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, apalagi kesempatan dalam tanda petik yang selalu bermakna negative. Tidak mudah memang. Ada kesempatan untuk korupsi, kita menjadi bimbang. Sisi baik pada hati kita mengatakan jangan tetap sisi buruknya mengatakan tunggu apalagi. Mumpung ada kesempatan, , sebab kalau tidak akan banyak orang lain akan menggunakan kesempatan tersebut. Korupsi itu manis diawal-awalnya tetapi akan menjadi pahit banhkan sangat pahit di ujung-ujungnya. Profesional artinya jika kita bisa menahan diri melakukan penyimpangan seperti itu meskipun kesempatan itu sangat terbuka lebar. Abdi Negara yang professional tidak akan berani menggunakan kesempatan, apalagi mencuri-curi kesempatan. Integritas yang teruji merupakan modal utama bagi kita untuk menjadi pelayanan masyarakat yang benar-benar berjiwa melayani.
Di masa ini, karakter yang demikian bisa dikatakan satu berbanding seribu, inilah biang kerok kenapa pemerintah kita kurang profesional karena betapa susahnya mencari aparat pemerintah yang benar-benar memiliki integritas yang teruji. Yang banyak adalah aparat pemerintah yang suka mencuri-curi kesempatan. Kesempatan sudah ditutup rapat rapat tetapi dasar mentalnya rendah, ada saja celah-celah untuk melakukan penyimpangan. Hal ini bisa terjadi lantaran semua orang suka bermain kongkalikong, atasan dengan bawahan sama- melakukan penyimpangan.

Mengapa Pemimpin Harus Merasa Aman :
Rasa aman sangat penting bagi seorang pemimpin untuk menjalankan kekuasaan dan otoritasnya. Bila seorang pemimpin merasa tidak aman, ia akan membuat orang-orang disekitarnya menderita yang pada akhirnya, ia akan membuat dirinya sendiri serta pekerjaannya turut menderita, dan gagal sebagai seorang pemimpin. Pemimpin yang memiliki rasa aman mampu berfokus dalam kepemimpinannya. Karena tujuannya jelas yaitu mencapai visi dan misi bersama. Rasa akan memberinya keberanian untuk mengambil tindakan walau tidak popular sekalipun.
Integritas dalam hal kemurnian adalah satu tantangan yang sangat besar bagi para pemimpin. Keberhasilan sering kali memberi kesempatan bagi para pemimpin untuk jatuh kedalam pencobaan..
Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang memiliki integritas dalam masalah uang. Banyak pemimpin –pemimpin yang sangat handal jatuh karena melanggar integritas mereka dalam masalah uang.
“ Peringatan kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada ALLAH yang dalam kekayaannya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. Peringatan agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya. “

Betapa berdosanya jika kita tidak mau berubah untuk menjadi lebih baik, lebih professional dalam bekerja sehingga gaji yang kita makan benar-benar menjadi rejeki yang halal dan barokah bagi keluarga kita semua. Kalau ada kesempatan untuk menjadi aparat pemerintah yang baik, kenapa tidak kita gunakan dengan semaksimal mungkin ? Kenapa kita malah mencuri-curi kesempatan untuk menjadi orang yang tidak baik ?
ELEKTABILITAS DAN POPULARITAS. Istilah-istilah yang dipergunakan dalam pemilihan umum banyak yang masih sulit dicerna rakyat biasa. Kalau rakyat tidak tahu apa yang dikatakan, untuk apa ada kampanye? Pertanyaan yang perlu kita kemukakan, apa yang menjadi tujuan dari kampanye itu? Apakah sekedar untuk popularitas dengan sering tampil, atau untuk meningkatkan elektabilitas? Dalam masyarakat, sering diartikan, orang yang memiliki popularitas dianggap mempunyai elektabilitas yang tinggi. 

Sebaliknya, seorang yang mempunyai elektabilitas tinggi adalah orang yang populer. Penentu suatu pilihan, popularitas atau elektabilitas? Samakah pengertian popularitas dan elektabilitas itu? Apakah sebenarnya elektabilitas itu? Apa bedanya dengan popularitas?

Orang yang memiliki elektabilitas tinggi adalah orang yang dikenal baik secara meluas dalam masyarakat. Ada orang baik, yang memiliki kinerja tinggi dalam bidang yang ada hubungannya dengan jabatan publik yang ingin dicapai, tapi karena tidak ada yang memperkenalkan menjadi tidak elektabel. Sebaliknya, orang yang berprestasi tinggi dalam bidang yang tidak ada hubungannya dengan jabatan publik, boleh jadi mempunyai elektabilitas tinggi karena ada yang mempopulerkannya secara tepat. 

BEDA PENGERTIAN ELEKTABILITAS DAN POPULARITAS

Elektabilitas adalah tingkat keterpilihan yang disesuaikan dengan kriteria pilihan. Elektabilitas bisa diterapkan kepada barang, jasa maupun orang, badan atau partai. Elektabilitas sering dibicarakan menjelang pemilihan umum. Elektabilitas partai politik berarti tingkat keterpilihan partai politik di publik. Elektabilitas partai tinggi berarti partai tersebut memiliki daya pilih yang tinggi. Untuk meningkatkan elektabilitas maka objek elektabilitas harus memenuhi kriteria keterpilihan dan juga populer.

Sedangkan popularitas adalah tingkat keterkenalan di mata public. Meskipun populer belum tentu layak dipilih. Sebaliknya meskipun punya elektabilitas sehingga layak dipilih tapi karena tidak diketahui public, maka rakyat tidak memilih. Untuk meningkatkan elektabilitas maka sangat tergantung pada teknik kampanye yang dipergunakan. Dalam masyarakat yang belum berkembang, kecocokan profesi tidak menjadi persoalan. Yang perlu diingat, tidak semua kampanye berhasil meningkatkan elektabilitas. Ada kampanye yang menyentuh, ada kampanye yang tidak menyentuh kepentingan rakyat. Sementara itu ada kampanye yang berkedok sebagai survei, dengan tujuan untuk mempengaruhi orang yang sulit membuat keputusan dan sekaligus mematahkan semangat lawan. Bagaimana sobat setelah membaca perihal popularitas dan elektabilitas? Apakah penentu suatu pilihan dalam pemilu, pilkada atau pilpres itu sekedar berdasarkan popularitas, elektabiliatas, atau keduanya? 

Mari kita ambil contoh pemilihan produk. Jika ada beberap pilihan produk yang sama, maka apa dasar kita untuk memilih produk yang terbaik? Di antara beberapa produk, kemudian hanya satu dua produk yang memiliki tingkat keterpilihan (elektabilitas) tinggi. Bila melihat popularitas, semua produk sepeda motor yang ada di Indonesia itu popular. Kata elektabilitas bisa dikaitkan dengan sosok yang akan dipilih atau nama partai peserta pemilu. Tidak pernah ada elektabilitas itu dikaitkan dengan produk sepeda motor, padahal pada prakteknya elektabilitas produk sepeda motor itu yang menentukan dipilih atau tidaknya oleh pembeli.

Bagaimana bila dikaitkan dengan Pemilu, Pilkada atau Pilpres di Indoensia, apakah penentu pilihannya itu popularitas atau elektabilitas? Menjelang pemilihan umum (pemilu) yang makin dekat, partai-partai politik dan tokoh-tokoh yang berminat untuk maju dalam pemilu itu, sudah mulai bersiap-siap. Alasannya, istilah-istilah yang dipergunakan banyak yang masih sulit dicerna rakyat biasa. Kalau rakyat tidak tahu apa yang dikatakan, untuk apa ada kampanye?

Pertanyaan yang perlu kita kemukakan, apa yang menjadi tujuan dari kampanye itu? Apakah sekedar untuk popularitas dengan sering tampil, atau untuk meningkatkan elektabilitas? Istilah popularitas dan elektabilitas dalam masyarakat memang sering disamaartikan. Padahal keduanya mempunyai makna dan konotasi yang berbeda, meskipun keduanya mempunyai kedekatan dan korelasi yang besar.

Dalam masyarakat, sering diartikan, orang yang populer dianggap mempunyai elektabilitas yang tinggi. Sebaliknya, seorang yang mempunyai elektabilitas tinggi adalah orang yang populer. Popularitas dan elektabilitas tidak selalu berjalan seiring. Orang yang memiliki elektabilitas tinggi adalah orang yang dikenal baik secara meluas dalam masyarakat. Ada orang baik, yang memiliki kinerja tinggi dalam bidang yang ada hubungannya dengan jabatan publik yang ingin dicapai, tapi karena tidak ada yang memperkenalkan menjadi tidak elektabel. Sebaliknya, orang yang berprestasi tinggi dalam bidang yang tidak ada hubungannya dengan jabatan publik, boleh jadi mempunyai elektabilitas tinggi karena ada yang mempopulerkannya secara tepat
Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan salah satu kemampuan personal yang  harus dimiliki oleh seorang guru profesional dengan cara mencerminkan kepribadian yang mantap pada diri sendiri, bijaksana dan arif , dewasa dan berwibawa, mempunyai akhlak mulia menjadi  sauri teladan yang baik bagi peserta didik
Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan salah satu unsur yang harus dimiliki oleh Seorang guru yaitu dengan cara penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang terdiri dari  penguasaan materi kurikulum dalam mata pelajaran di sekolah dan beberapa substansi keilmuan yang menaungi materi, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya

- Kompetensi Sosial


Kompetensi sosial merupakan salah satu Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru melalui cara – cara yang baik dalam berkomunikasi dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Dengan komunikasi yang aktif  maka seorang guru telah mampu menjadi fasilitator yang baik bagi perkembangan pendidikan
Arti Integritas bagi TNI AU

Seperti diuraikan sebelumnya, penulis sengaja menyampaikan apa ciri/karakter sebuah integritas bagi Angkatan Udara AS (USAF), sebuah angkatan udara yang terbesar dan termodern saat ini, sebagai perbandingan dengan karakter integritas bagi kita insan TNI AU. Ciri karakter/pembawaan dari sebuah integritas bagi TNI AU tertuang dalam nilai-nilai yang ada di dalam Sapta Marga.
 Memang, istilah integritas tidak akan kita temukan dalam Sapta Marga, akan tetapi ciri, karakter dari integritas itu sendiri seperti diuraikan oleh J.C. Benton termuat dalam Sapta Marga tersebut. 
 It’s just to make a comparison, mari kita tengok Marga ke 2 dari Sapta Marga :
  
“Kami patriot Indonesia pendukung serta pembela ideologi negara yang bertanggung jawab dan tidak mengenal menyerah.” 
 Dalam Marga ke 2 ini terkandung karakter integritas : tanggung jawab seperti yang diuraikan oleh Benton.
  
Selanjutnya mari kita lihat Marga ke 3 :
  
“Kami ksatria Indonesia yang bertaqwa kepada TYME serta membela kejujuran, kebenaran dan keadilan.”
  
Kalau kita simak Marga ke 3 ini maka termuat karakter : keberanian, kejujuran, akuntabilitas, keadilan. Dari karakter-karakter integritas yang diuraikan Benton, terlihat jelas terkandung dalam Marga ini.
  
Berikutnya bisa kita simak Marga ke 5 :
 “Kami prajurit TNI memegang teguh disiplin, patuh dan taat kepada pimpinan serta menjunjung tinggi sikap dan kehormatan prajurit.”

Dalam Marga ke 5 ini terkandung karakter tanggung jawab dan dan terutama menghargai diri sendiri (self resfect) seperti yang diuraikan oleh J.C. Benton.
  
Pada Marga ke 7, dapat kita cermati bahwa karakter sebuah integritas sangat kuat diamanatkan dalam marga ini, yakni :
  
“Kami prajurit TNI setia dan menepati janji serta sumpah prajurit.”

Marga ini mengamanatkan kepada seluruh prajurit TNI khususnya TNI AU untuk bertindak dan berbuat sesuai dengan apa yang diucapkan, apa yang dijanjikan, apa yang pernah disumpahkan. Dengan kata lain, Marga ke 7 ini menjadi kode etik bagi prajurit untuk satu, sejalan dan sama antara ucapan dan perbuatan.
  
So,……what’s the essential point ?


The Essential point yang dapat kita petik adalah bahwa meskipun istilah integritas belum diadopsi dalam Sapta Marga, namun ciri/karakter dari integritas itu sendiri sudah termuat dalam Sapta Marga. Setelah dibuat perbandingan seperti di atas, maka apa yang menjadi karakter dari integritas bagi Angkatan Udara AS (USAF) semua terkandung dalam Marga-marga dari Sapta Marga. Artinya, nilai-nilai dasar (core value) dari USAF sama baiknya kalau dilihat dari sisi kualitas dengan Sapta Marga sebagai kode etik (code of conduct) TNI. Kita patut merasa bangga karena para pendahulu TNI yang menyusun Sapta Marga sebagai landasan moral bagi seluruh prajurit TNI telah memasukkan secara konfrehensif nilai-nilai moral dan semangat pengabdian kepada bangsa dan negara. Sekarang berpulang kepada kita sebagai prajurit TNI AU, punyakah kita kemauan dan keberanian untuk menjadikan Sapta Marga sebagai kompas moral kita dalam mengabdi kepada TNI AU, dan tidak hanya menjadikannya sebagai sesuatu yang cukup dihafal dan diucapkan saja? (By Ltc. I Wayan Sulaba)
integritas dalam kehidupan sehari-hari. Lantas apa makna sebenarnya dari kata yang diterjemahkan dari kata integrity dalam bahasa Inggris ?
 Arti/makna leksikal dan gramtikal dari Integritas.
 a. Oxford Advanced Learner’s Dictionary. 
1) Integrity is the quality of being honest and having strong moral principles.
2) The state of being whole and not devided.

 b. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terbitan tahun 2001 memaknai integritas sebagai : 
1) Mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; 
2) Kejujuran;
3) Integritas Nasional : wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa di kehidupan bernegara

c. Kamus Inggris-Indonesia. Melalui kamus Inggris-Indonesia karangannya, John M. Echols dan Hassan Shadily memaknai integritas sebagai berikut : integrity : ketulusan hati, kejujuran, ; integritas : keutuhan.

“keterpilihan : “elektabilitas” 

Setiap orang perlu membangun integritas dirinya, agar dapat membangun integritas kelompok dan organisasi di mana ia berada. Kalau hal ini dilakukan, pada gilirannya akan dapat pula menyumbang ke arah pembentukan integritas masyarakat secara luas.

Bagaimana mengembangkan integritas pribadi? Beberapa langkah sederhana di bawah ini dapat menjadi pertimbangan bagi Anda dalam mengembangkan integritas pribadi: 
1. Berbicara Sesuai Kenyataan
Dari berbagai pengalaman bertemu dan berinteraksi dengan berbagai kalangan, saya belajar bahwa secara praktik nyata seseorang yang pernah berbohong, ingkar janji, atau pernah mengkhianati kepercayaan orang lain, itu disebut pribadi yang tidak jujur dan tidak memiliki integritas. Hal ini sejalan dengan pandangan agama yang menyatakan bahwa orang munafik itu memiliki tiga ciri utama, yakni:
• Apabila berbicara, ia bohong.
• Apabila berjanji, ia ingkari.
• Apabila diberi kepercayaan atau amanah, ia berkhianat.

Karenanya, untuk membangun integritas pribadi dalam pekerjaan, hindari tiga hal tersebut, seperti berbohong, mengingkari janji, dan mengkhianati kepercayaan yang diberikan. Berbicaralah hanya sesuai dengan kenyataan yang ada. Memang diperlukan keberanian untuk mengungkapkan segala sesuatunya sesuai dengan kenyataan yang ada, terutama pada hal-hal yang bisa saja tidak mengenakkan.
2. Memenuhi Sesuai Apa yang Dijanjikan 
Orang yang memiliki integritas selalu melakukan sesuai dengan apa yang dijanjikannya. Dengan demikian, hindari untuk menjanjikan apa yang tidak dapat Anda lakukan, agar terhindar dari tindakan tidak menepati janji. Lebih baik menjanjikan dengan apa yang bisa Anda lakukan, sehingga dapat menjadi pribadi yang selalu menepati janji.

Pribadi yang memiliki integritas adalah pribadi yang selalu menepati janji yang telah dibuatnya. Ketika ia memberikan janji, ia sudah memperhitungkan hal itu sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Ia akan bersungguh-sungguh memenuhi apa yang sudah dijanjikannya kepada orang lain.

Dalam aplikasi nyata dalam pekerjaan, berarti dituntut untuk senantiasa melaksanakan sesuai dengan apa yang sudah dijanjikannya, baik dalam hubungan dengan sesama rekan kerja, kepada atasan, kepada bawahan, ataupun kepada supplier dan konsume
3. Konsisten dalam Perkataan dan Perbuatan
Mereka yang dapat menjaga konsistensi antara perkataan dan perbuatan memiliki karakter terpuji. Kenyataan ini menunjukkan bahwa integritas adalah salah satu karakter terpuji. Berusaha menjaga konsistensi antara pikiran, perkataan, dan perbuatan merupakan salah satu cara membangun integritas pribadi. Pada akhirnya akan memiliki karakter terpuji secara konsisten dalam seluruh aspek kehidupan.

Menjadi seseorang yang memiliki integritas tinggi diperlukan komitmen untuk menjaga konsistensi antara pikiran, perkataan, dan perbuatan. Dapat selalu menepati janji sesuai dengan apa yang disampaikannya dalam perkataan dan tindakan. Tidak kalah penting adalah dapat memegang teguh amanah dari orang lain


Ringkasan Buku Integritas: Keberanian Memenuhi Tuntutan Kenyataan


Integritas. Lebih dari sekadar kejujuran. Inilah kunci menuju kesuksesan. Seseorang dengan integritas memiliki kemampuan-yang jarang ada-untuk menyatukan semuanya, untuk mewujudkan semuanya sesulit apa pun keadaannya.

Dr. Henry Cloud, berdasarkan pengalaman kerjanya dengan perusahaan Fortune 500, organisasi nirlaba, dan para pemimpin perorangan, menunjukkan cara karakter kita bisa menghambat upaya kita dalam mencapai semua yang kita inginkan.

Dalam Integritas, Dr. Cloud mengupas enam kualitas karakter yang mendefinisikan integritas. Ia menggunakan kisah-kisah pemimpin bisnis terkenal seperti Michael Dell dan tokoh olahraga seperti Tiger Woods untuk menggambarkan masing-masing kualitas ini. Ia menunjukkan kepada kita betapa orang berintegritas:
+ Mampu bersambung rasa dengan orang lain dan membangun rasa percaya
+ Berorientasi pada kenyataan
+ Menyelesaikan dengan baik
+ Merangkul yang negatif
+ Berorintasi pada peningkatan
+ Memahami hal-hal transenden

"Karakteristik nomor satu yang ingin dilihat orang dalam diri para pemimpin adalah integritas-orang-orang yang melakukan apa yang mereka katakan dan menjalani kehidupan yang bersih."
- Ken Blanchard, Rekan Penulis, The One Minute Manager





Tidak ada komentar:

Posting Komentar