“Setiap manusia yang
baru lahir diamanahi menjadi seorang pemimpin dan amanah ini suatu saat mereka pasti
akan dimintai pertanggungjawabannya”
Seorang Pemimpin, ketika
mendengar kata Pemimpin pasti berpikir kenapa mungkin yang terlintas dalam
pikiran kita adalah seorang pasti pemimpin negara bukan pemimpin itu banyak
seperti dalam organisasi, pemimpin lembaga, dan lainnya. Kemudian yang menjadi
sebuah pertanyaan adalah sosok pemimpin seperti apakah yang sebenarnya
dibutuhkan untuk dapat memimpin sebuah organisasi atau dalam lingkup yang lebih
luas seperti sebuah negara?
Menjadi seorang pemimpin
merupakan sebuah amanah besar yang harus dilaksanakan dijalankan dengan baik
dan penuh tanggung jawab sebab kelak segala sesuatu yang dilakukan oleh seorang
pemimpin, mulai dari hal yang paling kecil sampai hal yang paling besar, akan
diperhitungkan pada suatu hari yang pasti, yakni Hari Penghisaban dialam baka
maupun pertangung jawabkan dumuka umum. Sesungguhnya setiap manusia diamanahkan
oleh Allah untuk menjadi seorang pemimpin. Ya, setiap manusia adalah pemimpin
bagi dirinya sendiri. Oleh karena itu, sebagai seorang pemimpin kita harus
mampu mengorganisir diri dengan semaksimal mungkin dengan baik, mulai dari manajemen
waktu yang baik, mengontrol diri dalam berbicara, bersikap, dan berperilaku,
sampai dalam hal menjaga kesehatan dengan mengatur pola makan dan istirahat.
Jika kita telah mampu menjadi seorang pemimpin yang baik untuk diri kita
sendiri barulah kita kembangkan potensi kepemimpinan ini dalam ranah yang lebih
luas seperti organisasi atau lembaga.
Seorang pemimpin dalam
sebuah organisasi/lembaga merupakan sosok yang mempunyai peran penting terkait
“mau dibawa kemana” organisasi/lembaga tersebut. Akibat peran penting yang
diemban oleh seorang pemimpin, maka yang menjadi pemimpin suatu
organisasi/lembaga haruslah seorang yang mempunyai parameter dan indikator
sebagai pemimpin yang baik. Berikut adalah beberapa indikator yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin menurut penulis.
Pertama, pemimpin harus
mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi anggotanya sebab pada hakikatnya
kepemimpinan adalah sebuah seni mempengaruhi serta memberikan motivasi anggota
untuk bekerja keras demi tercapainya tujuan dan cita-cita organisasi/lembaga
tersebut. Akan tetapi, kemampuan mempengaruhi ini harus dilakukan dengan seni
–teknik menyampaikan- yang tepat, sebab jika kurang tepat dalam cara
menyampaikan dikhawatirkan malah meninggalkan persepsi yang salah kepada para
anggota.
Kedua, pemimpin harus
bersikap jujur dan terbuka. Kejujuran merupakan suatu hal yang sangat penting
yang harus dimiliki setiap pemimpin sebab jika dalam hal kejujuran saja seorang
pemimpin sudah meragukan maka bagaimana ia mampu melaksanakan tugas-tugasnya
dengan baik. Kejujuran di sini juga terkait keterbukaan (transparansi) seorang
pemimpin kepada anggotanya, yakni dalam menghadapi suatu permasalahan. Setiap
anggota mempunyai hak untuk mengetahui kebenaran dari setiap permasalahan yang
ada. Jangan sampai keputusan dalam menghadapi suatu permasalahan hanya
diputuskan oleh pemimpin sendiri tanpa melibatkan anggotanya.
Ketiga, pemimpin harus
bersikap adil dan bijaksana. Dalam menghadapi suatu permasalahan seorang
pemimpin harus bijaksana memandang masalah tersebut dari berbagai sisi sehingga
dalam penyelesaiannya yang didiskusikan bersama anggota, akan dihasilkan sebuah
keputusan yang tidak menguntungkan salah satu pihak/golongan. Dengan demikian,
hasil keputusan tersebut dapat bersifat adil. Untuk kriteria ketiga ini sangat
berhubungan dengan kriteria sebelumnya, yaitu jujur dan terbuka. Keputusan yang
diambil ketika menghadapi suatu permasalahan harus sebelumnya terdapat
keterbukaan dalam menyampaikan duduk permasalahan kepada anggota, sehingga
keputusan yang diambil dapat bersifat adil dan dapat menunjukkan kebijaksanaan
seorang pemimpin.
Keempat, pemimpin harus
disiplin. Salah satu sifat yang dimiliki oleh pemimpin yang baik adalah
disiplin. Artinya, setiap pemimpin harus mampu memajemenkan diri dengan baik
sehingga kedisplinannya tersebut dapat dijadikan tauladan untuk para
anggotanya. Satu hal yang harus selalu diingat oleh seorang pemimpin, yaitu
“Pemimpin harus sudah selesai dengan dirinya sendiri. Private Sector harus selesai sebelum mengurus Public Sector.” Dengan demikian, ketika seorang pemimpin
sedang terjun ke ranah publik, sudah tidak lagi sibuk mengurusi hal-hal privat
yang belum terselesaikan.
Kelima, pemimpin harus
mempunyai wawasan yang luas. Memimpin sebuah organisasi/lembaga berarti harus
siap untuk menghadapi berbagai masalah dan tantangan yang menghampiri. Oleh
karena itu, wawasan yang luas harus dimiliki setiap pemimpin untuk dapat
menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Hal ini juga dapat dikembangkan dengan
menumbuhkan sifat Open Minded.
Keenam, pemimpin harus
mampu membangun kerja sama yang baik dengan anggotanya. Dalam mengelola sebuah
organisasi/lembaga, seorang pemimpin tidaklah mampu untuk menjalankan dan
mengelolanya sendiri, melainkan pasti membutuhkan kerjasama dengan anggota.
Pemimpin harus dapat membentuk suasana kerjasama yang nyaman sehingga anggota
menjadi lebih produktif. Dengan demikian, melalui kerja sama yang sinergis ini
tujuan dan cita-cita organisasi dapat tercapai. Akan tetapi, satu hal yang
harus dipahami oleh seorang pemimpin, yakni seorang bos akan berkata “You Go!”
kepada para anggotanya, sedangkan seorang pemimpin adalah yang berkata “Let’s
Go!”.
Ketujuh, pemimpin harus
senang mendengarkan. Hal ini yang seringkali luput dari pemimpin saat ini,
yaitu kemampuan untuk mendengarkan. Ya, kemampuan untuk menjadi pendengar yang
baik tidak dimiliki oleh semua orang, sebab kebanyakan orang-orang lebih suka
untuk didengarkan daripada untuk mendengarkan. Padahal mendengarkan adalah
sebuah kesempatan untuk lebih memahami dan mengerti, tentu akan sangat penting
bagi seorang pemimpin, yakni pemahaman terhadap anggotanya. Ironinya adalah
tidak semua pemimpin mau mendengarkan aspirasi dari orang lain, bahkan
angggotanya sendiri, terbukti dengan adanya sikap “memilih-milih” orang yang
sekiranya diajak berdiskusi olehnya. Bukankah pepatah mengatakan “Jangan lihat
siapa yang menyampaikan, melainkan dengarlah apa yang disampaikan.” Dengan
demikian, pemimpin yang baik pasti seorang pendengar yang baik. Ia akan semakin
dihormati dan dikagumi para anggotanya sebab kerendahan hati yang dimiliki
dengan kesediaannya untuk menjadi pendengar yang baik.
Terakhir –namun bukan
yang terkahir-, pemimpin harus berani untuk menegakkan hukum-hukum Allah. Dalam
memimpin sebuah organisasi seorang pemimpin harus berusaha semaksimal mungkin
untuk tetap mengarahkan anggota dan organisasi/lembaga yang dipimpinnya agar
selalu berada di jalan yang Allah ridhoi sebab tanggung jawab sebagai seorang
pemimpin bukanlah tanggung jawab yang main-main, melainkan sebuah amanah besar yang harus
dipertanggung jawabkan.
Beberapa indikator yang
telah disebutkan di atas memang bukan merupakan suatu hal yang mudah untuk
dipenuhi, sebab manusia bukanlah makhluk yang sempurna, tentu memiliki
kekurangan. Akan tetapi, seorang pemimpin yang baik akan berusaha semaksimal
mungkin untuk dapat memenuhi kriteria-kriteria tersebut, mengingat amanah yang
diembannya ini pasti kelak akan dimintai pertanggungjawabannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar