Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi
aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang di organisasikan ke arah pencapaian
tujuan. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam
kerja magang " dengan praktek seperti pemagangan pada seorang seniman ahli,
pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai
bagian dari perannya memberikan pengajaran atau instruksi.
Kebanyakan orang masih
cenderung mengatakan bahwa pemimpin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri
tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya
persuasi, dan intensitas.jati dirinya, bisa segala galanya... bukan itu seorang pemimpin yang kita ketahui
Tipe Kepemimpinan
1. Tipe Otokratis
Pada tipe ini menjelaskan bahwa
pemimpin memiliki kekuasaan dalam bertindak.
Tipe ini mencirikan :
Tipe ini mencirikan :
sebagai
pemimpin yang memiliki karakteristik negatif karena menunjukkan
pemimpin yang otoriter.
pemimpin yang otoriter.
Ciri-ciri tipe otokratis adalah
:
* Mengandalkan kepada kekuatan /
kekuasaan
* Menganggap dirinya paling
berkuasa
* Keras dalam mempertahankan
prinsip
* Jauh dari para bawahan
* Perintah diberikan secara
terpaksa
Gaya kepemimpinan otokratik
adalah :
* Bernada keras dalam pemberian
perintah atau instruksi
* Dalam menegakkan disiplin
menunjukkan keangkuhannya
* Menggunakan pendekatan punitif
dalam hal terjadinya penyimpangan oleh bawahan
Dari tipe otokratik tersebut
sudah jelas bahwa kekuasaan di pegang penuh oleh pimpinan,
yang bersikap negatif menjadikan manusia takut dalam berpendapat.
yang bersikap negatif menjadikan manusia takut dalam berpendapat.
2. Tipe Laissez Faire
Kepemimpinan laissez faire
(gaya kepemimpinan yang bebas) adalah gaya kepemimpinan yang lebih banyak
menekankan pada keputusan kelompok. Dalam gaya ini, seorang pemimpin akan
menyerahkan keputusan kepada keinginan kelompok, apa yang baik tergantung
kepada kemauan kelompok. Pada umumnya tipe laissez faire ini dijalankan oleh
pemimpin yang tidak mempunyai keahlian teknis.
Ciri-cirinya adalah :
* Memberi kebebasan kepada para
bawahan
* Pimpinan tidak terlibat dalam
kegiatan
* Semua pekerjaan dan tanggung
jawab dilimpahkan kepada bawahan
* Tidak mempunyai wibawa
* Tidak ada koordinasi dan
pengawasan yang baik
Dari tipe laissez faire
ini bukan tipe pemimpin yang sebenarnya, karena tidak bisa menggerakkan
bawahan, sehingga tujuan organisasi tidak akan tercapai.
3. Tipe Paternalistik
Pada tipe ini memiliki ciri
tertentu yang bersifat fathernal atau kebapakan. Kepemimpinan seperti ini
menggunakan pengaruh yang sifat kebapakan dalam menggerakan bawahan dalam
mencapai tujuan. Namun kadang-kadang pendekatan yang dilakukan ini terlalu
sentimental.
Ciri-ciri tipe paternalistik :
* Pemimpin bertindak sebagai bapak
* Memperlakukan bawahan sebagai
orang yang belum dewasa
* Selalu memberikan perlindungan
* Keputusan ada di tangan
pemimpin
Dalam keadaan tertentu memang
tipe kepemimpinan seperti ini sangat diperlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi
sifat negatifnya tipe paternalistik ini justru kurang menunjukkan elemen
kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.
4. Tipe Militeristik
Tipe kepemimpinan ini sangat
mirip dengan tipe kepemimpinan otokratis. Tipe ini berbeda dengan seorang
pemimpin modern.
Ciri-ciri tipe militeristik :
* Dalam komunikasi menggunakan
saluran formal
* Displin yang tinggi, kadang
bersifat kaku
* Komunikasi hanya berlangsung
searah
* Menggunakan system komando /
perintah
* Segala sesuatu bersifat formal
* Tidak menghendaki saran, usul,
dan kritikan-kritikan dari bawahan
5. Tipe Demokratis
Dari berbagai macam tipe
kepemimpinan, tipe demokratis merupakan tipe yang dianggap berkepemimpinan
baik. Hal ini disebabkan karena tipe demokratis ini menunjukkan bahwa kepentingan
kelompok lebih di dahulukan dibandingkan dengan kepentingan individu.
Ciri-ciri tipe demokratis :
* Bawahan diberi kesempatan untuk
memberi saran dan ide-ide baru
* Berpartisipasi aktif dalam
kegiatan organisasi
* Bersifat terbuka
* Berusaha mengembangkan
kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin
* Dalam pengambilan keputusan
utamakan musyawarah untuk mufakat
* Lebih menitik beratkan
kerjasama dalam mencapai tujuan
* Menghargai potensi individu
* Mentolerir bawahan yang membuat
kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar
jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya
kreativitas, inisyatif dan prakarsa
dari bawahan
* Selalu berusaha untuk
menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya
Dari ciri-ciri tersebut dapat
kita ketahui bahwa menjadi seorang pemimpin yang demokratis itu tidaklah mudah.
Namun jika tujuan ingin tercapai maka kita harus bisa menjadi seorang pemimpin
yang demokratis.
6. Tipe Open Leadership
Tipe ini hampir sama dengan
tipe demokratis. Perbedaannya terletak dalam hal pengambilan keputusan. Pada
tipe open leadership ini menunjukkan bahwa keputusan berada ditangan pemimpin.
Ciri-ciri tipe open leadership
:
* Bawahan menerima pengaruh dari
pemimpin karena mereka menghormati, menyukai, atau
menghargai pemimpinnya, bukan hanya karena para
pemimpinnya, bukan karena para
pemimpin tersebut memegang jabatan dari kekuasaan
secara formal
* Melibatkan penggunaan pengaruh
untuk satu maksud tertentu, yaitu untuk mencapai tujuan
kelompok atau tujuan organisasi
* Satu proses dua arah
Teori Kepemimpinan
a. Teori Sifat Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suatu fungsi kualitas seorang individu,
bukan fungsi situasi, teknologi atau dukungan masyarakat. Keith Davis
mengintisarikan ada empat ciri utama yang mempunyai pengaruh terhadap
kesuksesan kepemimpinan dalam organisasi, yaitu :
* Kecerdasan (Intellegence)
* Kedewasaan sosial dan hubungan sosial yang luas (Social
Maturity and Breath)
* Motivasi dari dan dorongan berprestasi
* Sikap-sikap hubungan manusia
b. Teori Kelompok
Teori Kelompok dalam kepemimpinan (group theory of
leadership) dikembangkan atas dasar ilmu psikologi sosial. Teori ini menyatakan
bahwa untuk pencapaian tujuan-tujuan kelompok harus ada pertukaran yang positif
antara pemimpin dan bawahannya.
c. Teori
Situasional / Contingency
Pendekatan sifat maupun kelompok terbukti tidak memadai untuk
mengungkap teori kepemimpinan yang menyeluruh, perhatian dialihkan pada aspek-aspek
situasional kepemimpinan. Fred Fiedleer telah mengajukan sebuah model dasar
situasional bagi efektivitas kepemimpinan yang dikenal sebagai contingency
model of leadership effectiveness yang menjelaskan hubungan antara gaya
kepemimpinan dan situasi yang menguntungkan atau menyenangkan, situasi-situasi
tersebut digambarkan dalam tiga dimensi empiric yaitu :
* Hubungan pimpinan anggota
* Tingkat dalam struktur tugas
* Posisi kekuasaan
d. Teori
Path-Goal
Teori ini menganalisa pengaruh (dampak) kepemimpinan terutama
perilaku pemimpin terhadap motivasi bawahan, kepuasan dan pelaksanaan kerja.
Teori ini memasukkan empat tipe atau gaya pokok perilaku
pemimpin, yaitu :
* Kepemimpinan direktif (directive leadership)
* Kepemimpinan suportif (supportive leadership)
* Kepemimpinan partisipatif (participative leadership)
* Kepemimpinan orientasi prestasi (achievement-oriented
leadership)
e. Teori Genetis
/ Keturunan
Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin lahir bukan
karena dibuat, tetapi dia lahir menjadi pemimpin oleh bakat-bakat yang luar
biasa sejak dilahirkan. Dalam dirinya mengalir bakat-bakat dari orangtuanya
maupun nenek moyangnya. Pemimpin yang lahir dari factor genetis, biasanya
memiliki kemampuan yang luar biasa yang nampak sejak kecil.
f. Teori Sosial
Lain halnya dengan teori genetis, teori sosial bertolak
belakang dengan teori genetis. Teori sosial lebih menekan bahwa seorang
pemimpin dapat disiapkan, dididik, dibentuk, dan tidak dilahirkan begitu saja.
Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan,
serta didorong oleh kemauan sendiri. Salah satu wadah persiapan bagi pemimpin
adalah lembaga yang bernama sekolah, madrasah, pesantren maupun
pelatihan-pelatihan khusus untuk mencetak seorang pemimpin.
g. Teori Ekologis
Teori ini merupakan teori yang mencoba mensistensikan kedua
teori di atas, yaitu genetis dan sosial. Teori ekologis lebih fleksibel. Teori
ini menyatakan bahwa seorang pemimpin sukses menjadi pemimpin bila sejak lahir
dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan dan bakat-bakat ini sempat
dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan, juga sesuai dengan
tuntutan ekologis lingkungannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar