Jumat, 08 Maret 2013

PEMIMPIN













 Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang di organisasikan ke arah pencapaian tujuan. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja magang " dengan praktek seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari perannya memberikan pengajaran atau instruksi. 
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimpin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas.jati dirinya, bisa segala galanya... bukan itu seorang pemimpin yang kita ketahui

          Tipe Kepemimpinan
   1.    Tipe Otokratis
       Pada tipe ini menjelaskan bahwa pemimpin memiliki kekuasaan dalam bertindak. 
       Tipe ini mencirikan : 
       sebagai pemimpin yang memiliki karakteristik negatif karena menunjukkan 
        pemimpin yang otoriter.
       Ciri-ciri tipe otokratis adalah :
       *  Mengandalkan kepada kekuatan / kekuasaan
       *  Menganggap dirinya paling berkuasa
       *  Keras dalam mempertahankan prinsip
       *  Jauh dari para bawahan
       *  Perintah diberikan secara terpaksa

         Gaya kepemimpinan otokratik adalah :
      *  Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi
      *  Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keangkuhannya
      *  Menggunakan pendekatan punitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh bawahan
         Dari tipe otokratik tersebut sudah jelas bahwa kekuasaan di pegang penuh oleh pimpinan,
         yang bersikap negatif menjadikan manusia takut dalam berpendapat.

   2.     Tipe Laissez Faire
Kepemimpinan laissez faire (gaya kepemimpinan yang bebas) adalah gaya kepemimpinan yang lebih banyak menekankan pada keputusan kelompok. Dalam gaya ini, seorang pemimpin akan menyerahkan keputusan kepada keinginan kelompok, apa yang baik tergantung kepada kemauan kelompok. Pada umumnya tipe laissez faire ini dijalankan oleh pemimpin yang tidak mempunyai keahlian teknis.

       Ciri-cirinya adalah :
   *  Memberi kebebasan kepada para bawahan
   *  Pimpinan tidak terlibat dalam kegiatan
   *  Semua pekerjaan dan tanggung jawab dilimpahkan kepada bawahan
   *  Tidak mempunyai wibawa
   *  Tidak ada koordinasi dan pengawasan yang baik

Dari tipe laissez faire ini  bukan tipe pemimpin yang sebenarnya, karena tidak bisa menggerakkan bawahan, sehingga tujuan organisasi tidak akan tercapai.

      3.     Tipe Paternalistik
Pada tipe ini memiliki ciri tertentu yang bersifat fathernal atau kebapakan. Kepemimpinan seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapakan dalam menggerakan bawahan dalam mencapai tujuan. Namun kadang-kadang pendekatan yang dilakukan ini terlalu sentimental.

        Ciri-ciri tipe paternalistik :
   *  Pemimpin bertindak sebagai bapak
   *  Memperlakukan bawahan sebagai orang yang belum dewasa
   *  Selalu memberikan perlindungan
   *  Keputusan ada di tangan pemimpin

Dalam keadaan tertentu memang tipe kepemimpinan seperti ini sangat diperlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifat negatifnya tipe paternalistik ini justru kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.

    4.     Tipe Militeristik
Tipe kepemimpinan ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otokratis. Tipe ini berbeda dengan seorang pemimpin modern.

      Ciri-ciri tipe militeristik :
   *  Dalam komunikasi menggunakan saluran formal
   *  Displin yang tinggi, kadang bersifat kaku
   *  Komunikasi hanya berlangsung searah
   *  Menggunakan system komando / perintah
   *  Segala sesuatu bersifat formal
   *  Tidak menghendaki saran, usul, dan kritikan-kritikan dari bawahan


    5.     Tipe Demokratis
Dari berbagai macam tipe kepemimpinan, tipe demokratis merupakan tipe yang dianggap berkepemimpinan baik. Hal ini disebabkan karena tipe demokratis ini menunjukkan bahwa kepentingan kelompok lebih di dahulukan dibandingkan dengan kepentingan individu.



      Ciri-ciri tipe demokratis :
   *  Bawahan diberi kesempatan untuk memberi saran dan ide-ide baru
   *  Berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi
   *  Bersifat terbuka
   *  Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin
   *  Dalam pengambilan keputusan utamakan musyawarah untuk mufakat
   *  Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan
   *  Menghargai potensi individu
   *  Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar
   jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisyatif dan prakarsa
   dari bawahan
   *  Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya

Dari ciri-ciri tersebut dapat kita ketahui bahwa menjadi seorang pemimpin yang demokratis itu tidaklah mudah. Namun jika tujuan ingin tercapai maka kita harus bisa menjadi seorang pemimpin yang demokratis.

       6.     Tipe Open Leadership
Tipe ini hampir sama dengan tipe demokratis. Perbedaannya terletak dalam hal pengambilan keputusan. Pada tipe open leadership ini menunjukkan bahwa keputusan berada ditangan pemimpin.

      Ciri-ciri tipe open leadership :
*  Bawahan menerima pengaruh dari pemimpin karena mereka menghormati, menyukai, atau
   menghargai pemimpinnya, bukan hanya karena para pemimpinnya, bukan karena para
   pemimpin tersebut memegang jabatan dari kekuasaan secara formal
*  Melibatkan penggunaan pengaruh untuk satu maksud tertentu, yaitu untuk mencapai tujuan
   kelompok atau tujuan organisasi
*  Satu proses dua arah

      Teori Kepemimpinan

               a.     Teori Sifat Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suatu fungsi kualitas seorang individu, bukan fungsi situasi, teknologi atau dukungan masyarakat. Keith Davis mengintisarikan ada empat ciri utama yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan dalam organisasi, yaitu :
                  *  Kecerdasan (Intellegence)
                  *  Kedewasaan sosial dan hubungan sosial yang luas (Social Maturity and Breath)
                  *  Motivasi dari dan dorongan berprestasi
                  *  Sikap-sikap hubungan manusia

              b.    Teori Kelompok
Teori Kelompok dalam kepemimpinan (group theory of leadership) dikembangkan atas dasar ilmu psikologi sosial. Teori ini menyatakan bahwa untuk pencapaian tujuan-tujuan kelompok harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dan bawahannya.

              c.     Teori Situasional / Contingency
Pendekatan sifat maupun kelompok terbukti tidak memadai untuk mengungkap teori kepemimpinan yang menyeluruh, perhatian dialihkan pada aspek-aspek situasional kepemimpinan. Fred Fiedleer telah mengajukan sebuah model dasar situasional bagi efektivitas kepemimpinan yang dikenal sebagai contingency model of leadership effectiveness yang menjelaskan hubungan antara gaya kepemimpinan dan situasi yang menguntungkan atau menyenangkan, situasi-situasi tersebut digambarkan dalam tiga dimensi empiric yaitu :
                     *  Hubungan pimpinan anggota
                     *  Tingkat dalam struktur tugas
                     *  Posisi kekuasaan

                d.     Teori Path-Goal
Teori ini menganalisa pengaruh (dampak) kepemimpinan terutama perilaku pemimpin terhadap motivasi bawahan, kepuasan dan pelaksanaan kerja.
Teori ini memasukkan empat tipe atau gaya pokok perilaku pemimpin, yaitu :
    *  Kepemimpinan direktif (directive leadership)
    *  Kepemimpinan suportif (supportive leadership)
    *  Kepemimpinan partisipatif (participative leadership)
    *  Kepemimpinan orientasi prestasi (achievement-oriented leadership)

              e.     Teori Genetis / Keturunan
Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin lahir bukan karena dibuat, tetapi dia lahir menjadi pemimpin oleh bakat-bakat yang luar biasa sejak dilahirkan. Dalam dirinya mengalir bakat-bakat dari orangtuanya maupun nenek moyangnya. Pemimpin yang lahir dari factor genetis, biasanya memiliki kemampuan yang luar biasa yang nampak sejak kecil.

              f.      Teori Sosial
Lain halnya dengan teori genetis, teori sosial bertolak belakang dengan teori genetis. Teori sosial lebih menekan bahwa seorang pemimpin dapat disiapkan, dididik, dibentuk, dan tidak dilahirkan begitu saja. Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan, serta didorong oleh kemauan sendiri. Salah satu wadah persiapan bagi pemimpin adalah lembaga yang bernama sekolah, madrasah, pesantren maupun pelatihan-pelatihan khusus untuk mencetak seorang pemimpin.

              g.     Teori Ekologis
Teori ini merupakan teori yang mencoba mensistensikan kedua teori di atas, yaitu genetis dan sosial. Teori ekologis lebih fleksibel. Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin sukses menjadi pemimpin bila sejak lahir dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan, juga sesuai dengan tuntutan ekologis lingkungannya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar